Reaksi dan Penanganan Alergi

penyakit alergi kulit
reaksi alergi

Pendahuluan
Reaksi alergi sebenarnya adalah cara tubuh merespon “penyusup”. Saat tubuh mendeteksi adanya zat asing yang disebut sebagai antigen, akan merangsang sistem imun untuk bekerja. Sistem imun biasanya melindungi tubuh dari zat-zat berbahaya seperti bakteri dan racun. Tapi reaksi berlebih-nya lah yang menimbulkan reaksi hipersensitivitas dan disebut sebagai reaksi alergi. Reaksi alergi dapat terjadi pada satu lokasi di kulit, sampai dengan terjadi di seluruh tubuh.


Fakta Tentang Reaksi Alergi
  • Sebagian besar reaksi alergi merupakan kasus ringan, tapi karena tergantung terhadap respon sistem imun seseorang, sehingga dapat menjadi tidak terduga. Pada kasus yang jarang dapat sampai mengancam jiwa (reaksi anafilaktik).
  • Di AS, estimasi 150rb kasus anafilaktik, dan berkontribusi terhadap 500-1000 kematian setiap tahun.
  • Di AS, penyakit alergi ada pada urutan ke-5 dari semua penyakit kronis yang ada untuk orang dewasa dan ada pada urutan ke-3 pada anak-anak.
  • 17 juta kunjungan ke sarana kesehatan setahun karena reaksi alergi terjadi di AS setiap tahun, di mana 50rb kasusnya adalah kasus gawat darurat.
  • Kecendrungan alergi diturunkan dari orang tua ke anaknya, tapi tidak dapat menular.



Penyebab Reaksi Alergi
Hampir semua zat dan hal dapat menjadi alergen dan mencetus reaksi alergi. Yang paling umum adalah:
  1. Debu dan asap (terutama asap rokok),
  2. Serbuk sari tumbuhan,
  3. Obat (golongan sulfa, penicillin, ibuprofen, aspirin, vaksin, dll.),
  4. Makanan (sea food, kacang, produk susu, dll.),
  5. Serangga (lebah, gigitan nyamuk, dll.),
  6. Detergen, sabun, dan perawatan tubuh lainnya,
  7. Karet (sarung tangan, condom, dll.)
  8. Suhu yang terlalu panas atau terlalu dingin,
  9. Riwayat penyakit (asma, bronchitis, polyp di hidung, sinusitis, infeksi pernafasan lainnya, dll.)
  10. Stress dan reaksi psikis,
  11. Dll.

Harus dibedakan antara alergi dengan intoleransi terhadap makanan atau minuman. Reaksi alergi mengaktifkan sistem antibody, kalau intoleransi makanan adalah ketidakmampuan sistem pencernaan untuk mengurai zat makanan.

Proses Terjadinya Reaksi Alergi
  • Pertama terjadi kontak tubuh dengan antigen.
  • Kemudian sel darah putih memproduksi antibody (IgE) yang spesifik terhadap antigen yang disebut sensitisasi.
  • Antibody ini kemudian memancing produksi beberapa zat kimia dan hormon yang disebut sebagai mediator terutama histamine.
  • Mediator-mediator ini akan tambah lebih merangsang aktivasi dari sel darah putih.
  • Reaksi alergi berbeda-beda pada setiap orang ada yang prosesnya lama, ada juga yang tiba-tiba.
  • Bila mediator keluar dengan sangat tiba-tiba dan dalam jumlah banyak, terjadilah reaksi alergi yang berat yang disebut reaksi anafilaktik tadi.




Tanda dan Gejala Reaksi Alergi
  • Akan sangat tergantung dari bagian tubuh di mana gejala muncul, dan berbeda-beda pada setiap orang.
  • Gejala yang timbul bertahan dalam hitungan jam atau hari, yang berbeda pula pada setiap orang.
  • Gejala yang umum di kulit adalah gatal, kulit memerah, terasa panas, sampai dengan terjadi lepuhan. Bila terjadi di muka; kelopak mata dan bibir sembab, mata berair dan merah.
  • Gejala yang umum di pernafasan adalah bersin, batuk, sakit menelan, sesak, dan nafas menjadi berbunyi karena terjadi penyempitan, hidungmeler.
  • Gejala yang umum di pencernaan adalah mual, muntah, dan mencret yang dapat disertai darah.
  • Bila gejala berlanjut dan terjadi reaksi anafilaktik, maka akan terjadi shockdengan tanda awal; denyut jantung memacu, muka pucat, berkeringat, susah bernafas, menjadi bingung, sampai dengan pingsan, kemudian henti jantung dan dapat terjadi kematian.
Kapan Mencari Pertolongan Medis
  1. Bila sudah pernah terjadi sebelumnya yang merupakan kasus berat, kemudian terulang,
  2. Bila reaksi alergi tidak hilang lebih dari dua hari,
  3. Bila tidak hilang dengan obat-obatan yang biasa dipakai,
  4. Bila memiliki keluarga dengan riwayat alergi, kemudian tiba-tiba terjadi gejala seperti di atas,
  5. Bila belum pernah terjadi reaksi alergi, kemudian terjadi tanda dan gejala seperti di atas.

Pemeriksaan Penunjang Diagnosis
  1. Memeriksa darah untuk Eosinofil dan IgE,
  2. Memeriksa darah untuk antigen-antigen yang ada,
  3. Tes sensitivitas atau patch test.

Penanganan Reaksi Alergi
Dilakukan Sendiri
  • Hindari pencetus.
  • Untuk gejala ringan, dapat menggunakan obat yang dijual bebas yang berisi antihistamine seperti loratadine, diphenhydramine, fexofenadine, cetirizine, dll. Tapi bila sedang memakan antihistamine, hindari mengoperasikan mesin, karena beberapa menyebabkan mengantuk.
  • Untuk reaksi ringan di kulit dapat diberikan steroid topical seperti hydrocortisone. Bila tidak ada obat, dapat dikompres dengan es.

Dilakukan Dokter
  1. Dokter akan mengatasi reaksi alergi yang terjadi yang kemungkinan dengan cara disuntik.
  2. Obat-obatan yang biasa diberikan dokter adalah antihistamine, steroid, dab adrenalin, selain obat-obatan symptomatiknya.
  3. Bila terjadi reaksi anafilaktik, dokter akan mengatasinya dengan langkah-langkah penanganan shock anafilaktik, dan memasang infus. Kemungkinan besar pasien harus dirawat inap.
  4. Di negara maju dokter biasa meresepkan adrenalin yang disuntik sendiri (EpiPen) kepada pasien yang pernah mengalami reaksi anafilaktik untuk jaga-jaga.
  5. Untuk kasus yang sering berulang, dokter mungkin menyarankan untuk “suntik alergi” atau immunotherapy. Tujuannya bukan untuk menyembuhkan kecendrungan alergi, tapi untuk menekan hiperaktivitas sistem imun (desensitisasi). Namun keberhasilannya berbeda-beda pada setiap kasus dan individu.

Pencegahan Reaksi Alergi
  • Alergi tidak dapat diprediksi. Yang dapat dilakukan adalah menghindari diri dari terpapar ulang oleh alergen yang sudah diketahui menyebabkan reaksi alergi.
  • Bila punya riwayat keluarga alergi, hindari hal-hal yang dapat mencetus alergi seperti yang telah diuraikan di atas seperti: debu, asap rokok, penyakit tertentu, dll.
  • Bila sudah tahu mempunyai alergi, harus selalu menyediakan obat-obatan yang dapat mengatasi reaksinya atau yang pernah diresepkan dokter.
  • Menggunakan obat tersebut sejak reaksi mulai muncul, jangan menunggu menjadi parah, karena lebih cepat ditekan reaksinya adalah lebih baik.
  • Dapat dikurangi sensitivitas tubuh dengan cara desensitisasi seperti yang telah dijelaskan di atas

Ditulis oleh:
Label : Alergi

Post a Comment